SUMBER:
KUMPULAN TULISAN
CARA MUDAH HITUNG VOLUME GALIAN TANAH
Seringkali auditor yang bukan berlatar belakang keilmuan
teknik akan kesulitan dalam perhitungan fisik kontruksi atau sejenisnya. Apakah
ini akan terus menghantui para auditor? Padahal bukanlah cara yang sulit untuk
melakukannnya.
Pada artikel ini, penulis akan berikan tip
jitu perhitungan volume galian tanah.
Mudah.
Gampang.
Sebelum trik perhitungan, ada baiknya sekilas kita pahami
dulu beberapa hal penting tentang galian tanah konstruksi.
Pekerjaan galian tanah, selanjutnya kita sebut pekerjaan
galian, umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur
lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk
pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan
konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan
profil dan penampang badan jalan.
Pekerjaan galian dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
Galian biasa
2.
Galian batu
3.
Galian struktur
4.
Galian perkerasan beraspal
Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan
galian perkerasan beraspal.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1
m3 atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis
digali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan.
Galian ini tidak termasuk galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper)
tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda
neto maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam
batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak
dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
Pekerjaan galian struktur meliputi:
● penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui,
● pembuangan bahan galian yang tidak terpakai,
● semua keperluan drainase,
● pemompaan, penimbaan,
● penurapan, penyokong,
● pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
● pembongkarannya.
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin
pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
Kajian
mendalam tentang pekerjaan galian terdapat dalam artikel selanjutnya.
Ayo kita mulai dengan trik mudah hitung volume galian
tanah.
Caranya:
Kondisi:
Panjang
galian = 100 meter
Tinggi galian
= 0, 8 meter (80 cm)
Lebar galian
= 0,5 meter (50 cm)
Rumus:
Volume = panjang x lebar x tinggi
= 100 x 0,5 x 0,8
= 40 m3
Sedangkan untuk contoh bentuk galian kedua seperti contoh
berikut:
Panjang
galian = 100 meter
Tinggi galian
= 0, 6 meter (60 cm)
Lebar atas
galian = 0,6 meter (60 cm)
Lebat bawah
galian = 0,5 meter (50 cm)
Rumus
Volume =(lebar atas + lebar bawah)/2 x tinggi x panjang
= (0,6 + 0,5)/2 x0,6 x 100
= 33 m3
Nah…. mudah kan? Auditor memang harus pintar.
Perhitungan diiatas juga berguna untuk menghitung
kebutuhan biaya yang diperlukan, caranya dikalikan saja dengan harga satuan per m3-nya.
Bagi
Anda yang akan menghitung pondasi, berikut ini contoh cara menghitung volume
dan RAB pasangan pondasi batu kali. Langkah-langkahnya hampir sama, pertama
kali yang harus kita hitung adalah volume pondasi yang akan kita bangun.
Contoh perhitungan volume pondasi:
Contoh perhitungan volume pondasi:
Panjang Pondasi=10 meter
Lebar atas pondasi= 25 cm
Lebar bawah= 50 cm
Ketinggian pondasi =60 cm
Volume pondasi per meter= (0,25+0,5)/2x0,6x1=0,225 m3
Jika panjang total pondasi adalah 10 meter, maka kebutuhan totalnya adalah: 0,225x10=2,25 m3
(lihat gambar)
Setelah
ketemu volume, sekarang kita hitung kebutuhan bahan dan biaya untuk pekerjaan
pondasi tersebut. DI bawah ini adalah contoh perhitungan RAB pasangan pondasi
batu kali 1 pc:5 ps (1 semen : 5 pasir)
Koefisien (A)
|
Satuan (B)
|
Bahan & Tenaga (C)
|
Kebutuhan bahan & tenaga untuk
2,25 m3 (=Ax2,25) (D)
|
Harga Bahan & Upah (E)
|
Biaya (=DxE) (F)
|
Bahan
|
|
|
|
|
|
1,200
|
m3
|
Batu Belah 15/20
|
2,700
|
93.750,00
|
253.125,00
|
136,000
|
Kg
|
Portland Sement
|
306,000
|
1.312,50
|
401.625,00
|
0,544
|
m3
|
Pasir Pasang
|
1,224
|
125.000,00
|
153.000,00
|
Upah
|
|
|
|
|
|
1,500
|
OH
|
Pekerja
|
3,375
|
30.000,00
|
101.250,00
|
0,600
|
OH
|
Tukang Batu
|
1,350
|
42.500,00
|
57.375,00
|
0,060
|
OH
|
Kepala Tukang
|
0,135
|
45.000,00
|
6.075,00
|
0,075
|
OH
|
Mandor
|
0,169
|
40.000,00
|
6.750,00
|
|
|
|
|
Jumlah
Total
|
979.200,00
|
Dari
perhitungan di atas bisa kita peroleh biaya untuk membuat pondasi dengan volume
2,25 m3 adalah Rp. 979,200,-. Pada gambar di atas hanya sebuah contoh, bentuk
dan ukuran pondasi tentunya berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan konstruksi.
Intinya, berapapun nanti ketemunya volume pondasi, analisa RAB sama seperti
diatas, tinggal dikalikan dengan harga yang ada di pasaran, karena harga yang
tertera di atas hanyalah sebuah contoh dan tidak baku.
Bagi
Anda yang ingin menghitung volume talud, berikut ini contoh perhitungan talud
dengan asumsi bentuk dan ukuran talud seperti yang ada pada gambar dibawah ini:
Galian
tanah
=[0,65
+ 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3
Urugan
tanah kembali
=1/3
x galian tanah = 1/3 x 0,575 = 0,191 m3
Pasangan
Batu belah
I.
= [0,2 + 0,4] x 1/2 x 0,75 x 1 = 0,225 m3
II.
= 0,25 x 0,5 x 1 = 0,125 m3
total
volume pasangan batu belah = 0,225 + 0,125 = 0,35 m3
Plesteran
=[0,2
+ 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2
Pipa
drainase
=0,7
x 1 = 0,7 m'
Nah,
demikian contoh perhitungan volume talud dengan bentuk dan ukuran talud seperti
apa yang ada di gambar. Talud diatas hanyalah sebuah contoh, dalam aplikasinya
ada desain talud yang mungkin berbeda, demikian juga dengan ukurannya. Perlu di ingat, asumsi perhitungan diatas adalah untuk panjang talud 1 meter,
hal ini untuk mempermudah dalam perhitungan. Bila panjangnya lebih berarti
tinggal mengalikan panjang totalnya dengan volume per satu meter.
Contoh:
Dengan
asumsi bentuk dan ukuran sama dengan gambar/perhitungan diatas, misalkan
panjang total talud adalah 12 meter.
Galian
tanah: 0,575 x 12 = 6,9 m3
Plesteran:
0,4 x 12 = 4,8 m2, dst.
Untuk
persiapan membangun, biasanya diperlukan perhitungan terlebih dahulu agar
nantinya bisa memperkirakan biaya yang di butuhkan. Bagi masyarakat awam,
tentunya belum terbiasa dengan perhitungan atau analisa teknis, sehingga
terkadang butuh bantuan pihak ke-3 atau tenaga profesional.
Berikut
ini contoh cara perhitungan volume dan juga analisa cara penghitungan kebutuhan
bahan dan biaya (RAB) untuk pekerjaan pasangan bata:
Perhitungan 1 m2 Pasangan 1/2 Bata Merah 1:5
Koefisien
|
Satuan
|
Bahan & Tenaga
|
Harga Bahan & Upah
|
Jumlah
|
Bahan
|
|
|
|
|
70,0000
|
bh
|
Bata merah
|
425,00
|
29.750,00
|
9,6800
|
kg
|
P C/semen (50 kg)
|
1.312,50
|
12.705,00
|
0,0450
|
m3
|
Pasir pasang
|
125.000,00
|
5.625,00
|
Upah
|
|
|
|
|
0,3200
|
HOK
|
Pekerja
|
30.000,00
|
9.600,00
|
0,1000
|
HOK
|
Tukang batu
|
42.500,00
|
4.250,00
|
0,0100
|
HOK
|
Kepala tukang batu
|
45.000,00
|
450,00
|
0,0150
|
HOK
|
Mandor
|
40.000,00
|
600,00
|
|
|
|
Jumlah
|
62.980,00
|
Dari perhitungan di atas, di ketahui bahwa harga total untuk menyelesaikan pekerjaan 1 m2 pasangan 1/2 bata dengan campuran 1:5 (1 semen : 5 pasir) adalah Rp. 62.980,-. Untuk menghitung kebutuhan total, kita perlu menghitung volume total yang akan di bangun. Untuk menghitung volume total saya pikir tidak terlalu sulit, karena kita tinggal menghitung dengan rumus panjangxlebar. Misalnya seperti ini:
Panjang yang akan di bangun=10 m, lebar/tinggi=3 m, jadi kebutuhan total=30 m2.
Untuk mengitung jumlah bahan dan kebutuhan biayanya, tinggal kita kalikan volume dengan koefisien dikalikan dengan harga bahan dan upah:
Koefisien
|
Satuan
|
Bahan & Tenaga
|
Kebutuhan bahan & tenaga(B)
|
Harga Bahan & Upah
|
Jumlah
|
Bahan
|
|
|
|
|
|
70,0000
|
bh
|
Bata merah
|
2.100,00
|
425,00
|
892.500,00
|
9,6800
|
kg
|
P C/semen (50 kg)
|
290,40
|
1.312,50
|
381.150,00
|
0,0450
|
m3
|
Pasir pasang
|
1,35
|
125.000,00
|
168.750,00
|
Upah
|
|
|
|
|
|
0,3200
|
HOK
|
Pekerja
|
9,60
|
30.000,00
|
288.000,00
|
0,1000
|
HOK
|
Tukang batu
|
3,00
|
42.500,00
|
127.500,00
|
0,0100
|
HOK
|
Kepala tukang batu
|
0,30
|
45.000,00
|
13.500,00
|
0,0150
|
HOK
|
Mandor
|
0,45
|
40.000,00
|
18.000,00
|
|
|
|
|
Jumlah
Total
|
1.889.400,00
|
Dari perhitungan di atas diperoleh biaya total untuk menyelesaikan pasangan bata 30 m2 dibutuhkan biaya Rp. 1.889.400,-. Angka di kolom kebutuhan bahan dan tenaga (B) di peroleh dari perkalian antara koefisien dengan volume pasangan bata. Harga material dan upah pekerja yang tertera di atas hanya sebuah contoh dan tidak baku, kita bisa menyesuaikan dengan harga material dan upah yang ada di daerah kita.
Demikian contoh perhitungan pasangan 1/2 bata dengan campuran adukan 1 pc:5ps, semoga bermanfaat. Terimakasih
Bagi
Anda yang ingin menghitung volume jalan burda, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burda
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burda
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Bagi
Anda yang ingin menghitung volume jalan burtu, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Bagi
Anda yang ingin mengetahui cara menghitung volume jalan paving dengan kasnteen
bata, berikut contoh perhitungannya:
Misal:
Lebar jalan = 2,5 m, list bata (kansteen) dua sisi, ketebalan urugan 5 cm
Kebutuhan untuk 1 m' adalah sebagai berikut:
Pasir urug
= 0,05 m x 2,5 m x 1 m = 0,125 m3
Paving block
= 2,5 m x 1 m = 2,5 m2
List bata
= (1 m x 0,15 m x 0,2 m) x 2 = 0,06 m3
Misal:
Lebar jalan = 2,5 m, list bata (kansteen) dua sisi, ketebalan urugan 5 cm
Kebutuhan untuk 1 m' adalah sebagai berikut:
Pasir urug
= 0,05 m x 2,5 m x 1 m = 0,125 m3
Paving block
= 2,5 m x 1 m = 2,5 m2
List bata
= (1 m x 0,15 m x 0,2 m) x 2 = 0,06 m3
Bagi Anda yang
ingin menghitung volume jalan sirtu, berikut cara untuk menghitung volumenya:
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Sirtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Sirtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Cara
untuk menghitung volume jalan sirtu sebenarnya cukup mudah, karena hanya
menghitung kebutuhan sirtu (pasir batu) saja. Seperti terlihat pada gambar di
atas, cara untuk menghitung volumenya adalah:
Volume
per 1 m', sirtu dengan ketebalan 10 cm, lebar jalan 3 meter
=0,1x3x1
=0,3
m3
Jadi,
kebutuhan bahan untuk urugan siru/m' dengan lebar jalan 3 meter adalah 0,3 m3.
Misalkan saja lebarnya berbeda dan tebal urugan juga berbeda, kita tinggal
mengalikan dengan rumus yang sama.
Jalan
paving, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena di banyak tempat sudah
banyak yang menggunakan konstruksi jalan paving. Sebenarnya bukan hanya untuk
konstruksi jalan, namununtuk halaman, taman, dan tempat-tempat lainnya sudah
banyak yang menggunakan paving sebagai bahan utamanya.
Untuk
menghitung kebutuhan paving, ada beberapa langkah yang tidak terlalu sulit,
kita contohkan untuk pekerjaan jalan. Misalkan saja kita akan membangun jalan
dengan panjang 200 meter, lebar total 1,3 meter, konstruksi kansteen/jepit
menggunakan bahan batu bata. Maka, perhitungannya adalah 1,5 meter untuk
paving, dan yang 0,3 meter untuk kansteen kiri kanan.
Berikut
perhitungannya:
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Sketsa dan Perhitungan
|
Volume
|
Satuan
|
A
|
Paving Block ( t = 6 Cm ), urugan 5
cm
|
200x1
|
200,00
|
m2
|
B
|
List Batu bata 1 : 4
|
200x0,2x2
|
80,00
|
m2
|
C
|
Plesteran List bata 1 : 4
|
200x0,2x2
|
80,00
|
m2
|
E
|
Galian Tanah Kansteen
|
2x(0,15x0,2x200)
|
12,00
|
m3
|
Setelah di ketahui volume, langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil perhitungan tersebut ke dalam analisa, disini kita gunakan analisa SNI 2010, dengan asumsi harganya sebagai berikut:
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Koefisien
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Volume Total
|
Biaya Total
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6 = 3 x Volume Pekerjaan
|
7
|
A
|
Paving
Block ( t = 6 Cm ) K-175
|
|
m2
|
|
200,00
|
|
|
Bahan
|
|
|
|
|
|
|
Paving blok Holand 6 cm K : 175
|
1,0100
|
m2
|
48.000,00
|
202,00
|
9.696.000
|
|
Pasir pasang
|
0,1000
|
m3
|
125.000,00
|
20,00
|
2.500.000
|
|
Upah
|
|
|
|
|
|
|
Pekerja
|
0,2000
|
Org
|
30.000
|
40,00
|
1.200.000
|
|
Tukang batu
|
0,3000
|
Org
|
42.500
|
60,00
|
2.550.000
|
|
Kepala tukang batu
|
0,0300
|
Org
|
45.000
|
6,00
|
270.000
|
|
Mandor
|
0,0250
|
Org
|
40.000
|
5,00
|
200.000
|
|
Peralatan
|
0,0500
|
lot
|
13.750
|
10,00
|
137.500
|
|
J u m l a h A
|
|
|
|
|
16.553.500
|
B
|
List
Batu bata 1 : 4
|
|
m2
|
|
80,00
|
|
|
Bahan
|
|
|
|
|
|
|
Bata merah
|
70,0000
|
Bh
|
650,00
|
5.600,00
|
3.640.000
|
|
P C (50 kg)
|
11,5000
|
Kg
|
1.312,50
|
920,00
|
1.207.500
|
|
Pasir pasang
|
0,0430
|
M3
|
125.000,00
|
3,44
|
430.000
|
|
Upah
|
|
|
|
|
|
|
Pekerja
|
0,3200
|
Org
|
30.000
|
25,60
|
768.000
|
|
Tukang batu
|
0,1000
|
Org
|
42.500
|
8,00
|
340.000
|
|
Kepala tukang batu
|
0,0100
|
Org
|
45.000
|
0,80
|
36.000
|
|
Mandor
|
0,0150
|
Org
|
40.000
|
1,20
|
48.000
|
|
J u m l a h B
|
|
|
|
|
6.469.500
|
C
|
Plesteran
List bata 1 : 4
|
|
m2
|
|
80,00
|
|
|
Bahan
|
|
|
|
|
|
|
P C (50 kg)
|
6,240
|
Kg
|
1.312,50
|
499,20
|
655.200
|
|
Pasir
|
0,024
|
m3
|
125.000,00
|
1,92
|
240.000
|
|
Upah
|
|
|
|
|
|
|
Pekerja
|
0,200
|
Org
|
30.000,00
|
16,00
|
480.000
|
|
Tukang batu
|
0,150
|
Org
|
42.500,00
|
12,00
|
510.000
|
|
Kepala Tukang
|
0,015
|
Org
|
45.000,00
|
1,20
|
54.000
|
|
Mandor
|
0,010
|
Org
|
40.000,00
|
0,80
|
32.000
|
|
J u m l a h C
|
|
|
|
|
1.971.200
|
D
|
Galian
Tanah Kansteen
|
|
M3
|
|
12,00
|
|
|
Upah
|
|
|
|
|
|
|
Pekerja
|
0,400
|
Org
|
30.000
|
4,80
|
144.000
|
|
Mandor
|
0,040
|
Org
|
40.000
|
0,48
|
19.200
|
|
J u m l a h D
|
|
|
|
|
163.200
|
|
Total
|
|
|
|
|
25.157.400
|
Dari
hasil perhitungan di atas, bisa kita peroleh nominal biaya yang di butuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan jalan paving tersebut. Anda bisa merubah harga
dan upah yang ada pada contoh dengan harga serta upah yang berlaku di wilayah
Anda, sehingga di peroleh harga riil di lapangan. Untuk menghemat biaya, bila
Anda mengerjakan secara swakelola atau pekerjaan pribadi, Anda bisa
menghilangkan kebutuhan mandor serta kepala tukang.
Berikut
ini adalah analisa SNI 2010 untuk 1 m3 pasang pondasi batu kali 1 pc : 3 ps
Koefisien
|
Satuan
|
Bahan & Upah
|
1,200
|
m3
|
Batu Belah 15/20
|
202,000
|
Kg
|
Portland Sement
|
0,485
|
m3
|
Pasir Pasang
|
|
|
|
1,500
|
OH
|
Pekerja
|
0,600
|
OH
|
Tukang Batu
|
0,060
|
OH
|
Kepala Tukang
|
0,075
|
OH
|
Mandor
|
Untuk
menghitung kebutuhan bahan dan juga tenaga/upah, tinggal kita kalikan dengan
volume dan harga satuan. Contoh:
Koefisien
|
Satuan
|
Bahan & Upah
|
Harga satuan
|
Jumlah
|
1,200
|
m3
|
Batu Belah 15/20
|
93.750,00
|
112.500,00
|
202,000
|
Kg
|
Portland Sement
|
1.312,50
|
265.125,00
|
0,485
|
m3
|
Pasir Pasang
|
125.000,00
|
60.625,00
|
|
|
|
|
|
1,500
|
OH
|
Pekerja
|
30.000,00
|
45.000,00
|
0,600
|
OH
|
Tukang Batu
|
42.500,00
|
25.500,00
|
0,060
|
OH
|
Kepala Tukang
|
45.000,00
|
2.700,00
|
0,075
|
OH
|
Mandor
|
40.000,00
|
3.000,00
|
|
|
|
Total
|
514.450,00
|
Contoh
di atas adalah perhitungan 1 m3 pasangan batu kali, bila volumenya lebih,
tinggal kita kalikan saja volume dengan koefisien, dengan cara yang sama
seperti di atas. Atau, biar mudah kita gunakan saja perhitungan 1 m3, nanti
tinggal kita kalikan harga satuan/m3 dengan volume yang ada. Semoga bermanfaat.
CARA MENGHITUNG PROSENTASE BOBOT PEKERJAAN
Prosentase Bobot
Pekerjaan dibuat apabila Rencana Anggaran Biaya selesai kita susun, karena
dasar pembuatan Prosentase Bobot Pekerjaan adalah Rencana Anggran Biaya (RAB).
Keuntungan dengan dibuatnya Prosentase Bobot Pekerjaan salah satunya adalah
untuk Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan sehingga mempermudah kontrol terhadap
pekerjaan yang sedang kita kerja kan dan efeknya proyek tidak akan mengalami
keterlambatan.
Yang dimaksud dengan Prosentase Bobot Pekerjaan adalah besarnya Prosen Pekerjaan siap (telah selesai )per item dibanding dengan pekerjaan selesai seluruhnya. Untuk Pekerjaan Selesai Seluruhnya dinilai 100%
Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan
Data - data yang diperlukan :
Volume Pekerjaan
Harga Satuan pekerjaan
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )
Contoh Perhitungan Prosentase Bobot Pekerjaan
Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Volume Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = 1500 m²
Harga Satuan Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = Rp. 27.000,oo
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )= Rp. 450.000.000,oo
(angka diatas hanya contoh )
maka Prosentase Bobot Pekerjaan untuk Pekerjaan Plesteran 1:2 adalah
1500 m² x Rp. 27.000,oo
= --------------------------- x 100 %
Rp. 450.000.000,oo
= 9 %
Jadi apabila Pekerjaan Plesteran 1:2 selesai semuanya, Prosentase Bobot Pekerjaannya adalah 9% terhadap pekerjaan seluruhnya
Demikian Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan, semoga bermanfaat.
Yang dimaksud dengan Prosentase Bobot Pekerjaan adalah besarnya Prosen Pekerjaan siap (telah selesai )per item dibanding dengan pekerjaan selesai seluruhnya. Untuk Pekerjaan Selesai Seluruhnya dinilai 100%
Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan
Data - data yang diperlukan :
Volume Pekerjaan
Harga Satuan pekerjaan
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )
Contoh Perhitungan Prosentase Bobot Pekerjaan
Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Volume Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = 1500 m²
Harga Satuan Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = Rp. 27.000,oo
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )= Rp. 450.000.000,oo
(angka diatas hanya contoh )
maka Prosentase Bobot Pekerjaan untuk Pekerjaan Plesteran 1:2 adalah
1500 m² x Rp. 27.000,oo
= --------------------------- x 100 %
Rp. 450.000.000,oo
= 9 %
Jadi apabila Pekerjaan Plesteran 1:2 selesai semuanya, Prosentase Bobot Pekerjaannya adalah 9% terhadap pekerjaan seluruhnya
Demikian Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan, semoga bermanfaat.
Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan
Data - data yang diperlukan :
Volume Pekerjaan
Harga Satuan pekerjaan
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )
Contoh Perhitungan Prosentase Bobot Pekerjaan
Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Volume Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = 1500 m²
Harga Satuan Pekerjaan Plesteran 1 : 2 = Rp. 27.000,oo
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )= Rp. 450.000.000,oo
(angka diatas hanya contoh )
maka Prosentase Bobot Pekerjaan untuk Pekerjaan Plesteran 1:2 adalah
1500 m² x Rp. 27.000,oo
= --------------------------- x 100 %
Rp. 450.000.000,oo
= 9 %
Contoh
Perhitungan Harga 1 m³ Galian tanah keras
Data - data yang diperlukan ;
Data - data yang diperlukan ;
Harga
Satuan Upah Pekerja : Rp. 27.000,oo
Harga
Satuan Upah Mandor : Rp. 42.000,oo
Analisa
Pekerjaan Galian Tanah Keras/m³
Tenaga Kerja :
0,7500 hr Pekerja x Harga Satuan Upah Pekerja
0,0250 hr Mandor x Harga Satuan Upah Mandor
setelah dimasukkan Harga Satuan Upah sehingga menjadi ;
1,0000 hr Pekerja x Rp. 30.000,oo = Rp. 30.000,oo (1)
0,0330 hr Mandor x Rp. 55.000,oo = Rp. 1.815,oo (2)
Total (1) + (2) = Rp. 31.815,oo
Jadi Harga 1 m³ Galian Tanah Keras adalah Rp. 31.815,oo
Untuk mengetahui Harga Total Galian ;
Harga Satuan Galian Tanah Keras tiap m³ x Volume Galian
Cara Menghitung Volume Galian =
Panjang galian x lebar galian x dalam galian = Volume Galian
Dalam Pekerjaan Galian Tanah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
Pekerjaan Galian Tanah secara manual (dengan tenaga manusia ) dan dengan
menggunakan Alat Berat. Untuk Galian Tanah dengan secara manual, Cara Menghitung Harga Galiannya telah dibahas sebelumnya.
Kali ini akan saya bahas tentang Harga
1 m3 Galian tanah dengan menggunakan Alat Berat dengan Contoh Perhitungannya. Sama
dengan Galian tanah Manual, Harga 1
m3 Galian tanah dengan menggunakan Alat Berat ditentukan dari
perhitungan berdasarkan analisa Pekerjaan Galian dengan Alat Berat yang
telah baku sesuai dengan analisa BOW atau Analisa SNI. Data - data yang
diperlukan untuk menghitung Harga 1
m³ Galian tanah dengan Alat Berat adalah :
Harga Satuan Dasar Upah terbaru
di tempat kita untuk Pekerja dan Mandor
Analisa Pekerjaan Galian Tanah dengan
Alat Berat (sesuai BOW)
Contoh
Perhitungan Harga 1 m³ Galian tanah dengan Alat Berat
Data - data yang diperlukan ;
Data - data yang diperlukan ;
Harga
Satuan Upah Pekerja : Rp. 28.000,oo
Harga
Satuan Upah Mandor : Rp. 50.000,oo
Harga
Operasional Excavator tiap jam atau Sewa : Rp. 276.000,00
Harga
Operasional Dumptruck 5 Ton tiap jam atau Sewa : Rp. 211.000,00
Analisa
Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat/m³
Tenaga Kerja :
0,2260 hr Pekerja x Harga Satuan Upah Pekerja
0,0070 hr Mandor x Harga Satuan Upah Mandor
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Harga Satuan Sewa Alat
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Harga Satuan Sewa Alat
setelah dimasukkan Harga Satuan Upah dan Alat sehingga menjadi ;
Tenaga Kerja :
0,2260 hr Pekerja x Rp. 28.000,oo = Rp. 6.328,00
0,0070 hr Mandor x Rp. 50.000,oo = Rp. 350,oo
Total Upah = Rp. 6.678,oo.....................(1)
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Rp. 276.000,00 = Rp. 20.976,oo
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Rp. 211.000,00 = Rp. 15.614,00
Total Alat = Rp. 36.590,00....................(2)
Total (1) + (2) = Rp. 43.200,oo
Jadi Harga 1 m³ Galian Tanah dengan Alat Berat adalah Rp. 43.200,oo
Untuk mengetahui Harga Total Galian ;
Harga Satuan Galian tiap m³ x Volume Galian
Cara Menghitung Volume Galian =
Panjang galian x lebar galian x dalam galian = Volume Galian
Cara Perhitungan Harga 1 m³ Galian Tanah dengan Alat Berat ini juga bisa diterapkan untuk Pekerjaan Galian Saluran, Galian Pondasi.
Semoga bermanfaat
Tenaga Kerja :
0,2260 hr Pekerja x Harga Satuan Upah Pekerja
0,0070 hr Mandor x Harga Satuan Upah Mandor
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Harga Satuan Sewa Alat
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Harga Satuan Sewa Alat
setelah dimasukkan Harga Satuan Upah dan Alat sehingga menjadi ;
Tenaga Kerja :
0,2260 hr Pekerja x Rp. 28.000,oo = Rp. 6.328,00
0,0070 hr Mandor x Rp. 50.000,oo = Rp. 350,oo
Total Upah = Rp. 6.678,oo.....................(1)
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Rp. 276.000,00 = Rp. 20.976,oo
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Rp. 211.000,00 = Rp. 15.614,00
Total Alat = Rp. 36.590,00....................(2)
Total (1) + (2) = Rp. 43.200,oo
Jadi Harga 1 m³ Galian Tanah dengan Alat Berat adalah Rp. 43.200,oo
Untuk mengetahui Harga Total Galian ;
Harga Satuan Galian tiap m³ x Volume Galian
Cara Menghitung Volume Galian =
Panjang galian x lebar galian x dalam galian = Volume Galian
Cara Perhitungan Harga 1 m³ Galian Tanah dengan Alat Berat ini juga bisa diterapkan untuk Pekerjaan Galian Saluran, Galian Pondasi.
Semoga bermanfaat
CONTOH PERHITUNGAN RAB PLAT BETON
Teknik Sipil - Tata
cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung
dan perumahan diekeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional dengan nomor SNI
7394:2008. Sesuai dengan judulnya SNI maka didalamnya berisi perhitungan harga
satuan pekerjaan beton. Pembaca yang saya hormati, pada kali ini
kami akan sedikit menuliskan bagaimana cara menghitung dak beton, juga sering
disebut plat beton atau bisa disebut juga plat lantai beton. Kami batasi bahwa
yang kami maksud hitungan bukanlah cara hitung kekuatan dak beton, akan tetapi
dari SNI yang akan kami sajikan nantinya kita coba uraikan beberapa informasi
yang semoga dapat bermanfaat bagi anda sekalian. Baiklah langsung saja kita ke
TKP, pada SNI 7394:2008 dan lebih tepatnya pada halaman 12 pada poin nomor 6.32
Membuat 1 m3 plat beton bertulang (150 kg besi + bekisting).
Analisa
Harga Satuan Membuat 1 m3 Plat Beton Bertulang (150 kg besi + bekisting)
Kita
lihat table, dalam perhitungan harga satuan plat beton secara garis besar ada 2
komponen utama yaitu komponen bahan dan komponen tenaga kerja. Dimana komponen
bahan terdiri dari 3 bagain utama yaitu beton, begisting atau cetakan beton
sekaligus perancah (tiang penyangga) dan komponen bahan yang ketiga adalah besi
beton.
Keterangan
table
Tabel
51.2 Tabel Hubungan Kelas Kayu Dengan Berat Jenis
Dari
table 51.2 dapat anda ketahu bahwa semakin berat sebuah kayu, maka semakin baik
kayu tersebut. Sedangkan yang dimaksud indeks adalah jumlah kayu kelas III yang
dibutuhkan untuk membuat 1m3 beton, yang dalam hal ini berarti Untuk membuat
1m3 plat beton dibutuhkan kayu kelas III sejumlah 0.32 m3.
Paku
5 cm – 12 cm: Kami sangat yakin pada poin ini anda sudah faham. Yaa…. paku yang
dimaksud adalah paku besi yang biasa kita dapatkan ditoko bahan bangunan,
biasanya yang tersedia dipasaran adalah paku dengan ukuran panjang memakai
satuan inch. Yang dimaksud dalam tabel tersebut berarti adalah dalam membuat 1
m3 plat beton dibutuhkan paku sejumlah 3.2 kg.
Minyak
begisting : Salah satu fungsi utama minyak ini berfungsi agar begisting tidak
menempel dengan kuat pada beton yang sudah dicor, artinya bahwa tujuan
penggunaan minyak ini adalah supaya ketika pembongkaran begisting setelah
selesai pengecoran begisting mudah dibongkar tidak rusak dan selanjutnya dapat
digunakan lagi untuk pengecoran. Penulis kurang tahu minyak begiting yang
tersedia dipasaran seperti apa dan seberapa mudah didapatkan pada toko-toko
bahan bangunan diwilayah anda. Hanya penulis pernah mengganti minyak begisting
ini dengan oli bekas dicampur`dengan solar, hasilnya menurut penulis tidak
mengecewakan. Artinya dari table ini adalah bahwa dalam membuat 1 m3 plat beton
dibutuhkan minyak begisting 1.6 liter.
Besi
beton polos : Sudah pernah kita uraikan apa itu besi beton polos, yang jelas
adalah besi beton yang polos adalah tidak bersirip atau ulir atau deform. Dalam
SNI ini tidak disebutkan diameter dari besi tersebut akan tetapi berapapun
diameter yang digunakan berat yang dimaksud adalah 157.5 kg.
PC,
PB, KR : Yang dimakasud PC, PB, KR dapat anada lihat di table 51.3. Artinya PC
(semen) bahwa dalam membuat 1 meter kubik plat beton dibutuhkan semen 336 kg,
nah kalau semen 336 kg ini berapa zak, anda hitung sendiri ya untuk PB dan KR
saya yakin anda sudah paham.
Plywood
9 mm : Biasa disebut juga multipleks dengan tebal 9mm, dipasaran tersedia
dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m tiap lembarnya. Dolken kayu galam, f (8-10) cm,
panjang 4 m : ini digunakan untuk tiang penyangga begisting jadi bisa digunakan
apapun itu asalkan kuat. Di banyak tempat untuk tiang penyangga plat ini
digunakan bamboo. Tenaga kerja : sama seperti tulisan kita terdahulu.
Pembaca,
kami sangat menyarankan agar anda membaca dahulu SNI 7394:2008, diharapkan
dengan itu bahwa tulisan kami ini dapat dipahami dan dapat digunakan secara
optimal. Terutama sekali baca pada poin nomor 1 dengan sub judul RUANG LINGKUP
(halaman 1) sampai dengan poin nomor 5 dengan sub judul PERSYARATAN TEKNIS
(halaman 3). Secara garis besar sebagaimana tulisan kita terdahulu, kami sajian
dulu SINGKATAN ISTILAH.
Kolom
(a), (b), dan (c)merupakan bersumber dari SNI 7394:2008 dan yang diperlukan
setelah ini adalah kolom (d) dan Kolom (e).
Harga
satuan (d): merupakan harga masing-masing komponen penyusun pembuatan plat
beton. Pada table harga satuan ini hanya pemisalan dari penulis, sedangkan yang
harus anda lakukan adalah mengganti harga satuan tersebut di atas dengan harga
satuan di daerah dimana anda mengerjakan rumah yang tentu saja bervariasi
tergantung dimana anda akan membangun rumah. Harga (e): merupakan hasil
perkalian indeks volume pekerjaan(c) dengan harga satuan (d)
Total
harga merupakan biaya keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membuat 1 meter
kubik plat beton sampai jadi, dimana hal ini juga berarti sampai dengan
pembongkaran begisting (cetakan beton). Pada didapatlkan harga plat beton
tiap meter kubik Rp 4.067.055
Tentu
saja hal ini dengan asumsi bahwa harga satuan material dan tenaga sesuai dengan
yang tercantum di kolom (d) dan besi yang dibutuhkan adalah 157.5kg.
CARA MENGHITUNG RAB PEKERJAAN AWAL, PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN, PEKERJAAN PASANGAN FONDASI
A.
PEKERJAAN AWAL
1. Pembersihan Lokasi
Teknik Sipil - Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu
dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung dengan satuan
lump sump, yang artinya harga perkiraan.
2. Pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank.
Pekerjaan Pengukuran adalah pekerjaan mengukur batas-batas dan
peil dari suatu bangunan yang diikuti dengan pekerjaan Bouwplank. Cara
menghitung Volume = (pajang bangunan + 2 meter) x 2 + (lebar bangunan +2 meter)
x 2 = meter Volume untuk denah diatas = (15+2) x 2 + (8,5+2) x 2 = 55 meter
B.
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1.
Galian Fondasi Batu kali
Lebar bawah fondasi = 60 cm, lebar atas fondasi = 30 cm, tinggi
fondasi = 60cm. Panjang = (8,5+1,5+1,5+5+2+3+7+5) + (15+10+1,5+3,5+4+3+15) =
85,5 m. Lebar galian diambil lebar fondasi ditambah 20 cm menjadi 80 cm,
kedalaman galian sama dengan tinggi fondasi 60 cm. Volume galian fondasi batu
kali = 0,8 x 0,6 x 85,5 = 41,04 m3 Urugan Kembali bekas galian diambil 40% dari
41,04 m3 = 16,42 m3
2.
Galian Fondasi Plat.
Jumlah fondasi 17 bh, lebar galian = 20+80 = 100 cm, dalam
galian = 80 cm. Volume galian = 17 x 1 x 0,8 = 13,6 m3 Urugan Kembali 40% dari
13,6 m3 = 5,44 m3
3.
Galian Saluran Air kotor
Saluran menggunakan pralon 4”, panjang saluran =
(1,5+2+1,5+2,5+4+3+2)+(2+2+1,5+2,5+2) + (7+3+2) = 38,5 m Kedalaman galian
diambil rata-rata 0,5 meter lebar 0,5 meter.Volume = 0,5 x 0,5 x 38,5 = 9,63 m3
Urugan kembali 40% dari 9,63 = 3,85 m3
4.
Urugan Lantai
Luas Lantai yang diurug = 8,5 x 15 = 127,5 m2, Tinggi Urugan =
0,5 cm Volume Urugan = 63,75 m3
C.
PEKERJAAN PASANGAN FONDASI
1.
Pasangan Fondasi Batu Kali
Panjang Fondasi = Panjang galian = 85,5 meter Lebar atas fondasi
= 0,3 m, lebar bawah fondasi = 0,6 m, tinggi = 0,6 m.Luas = (0,3+0,6) / 2 x 0,6
= 0,27 m2. Volume Pasangan Fondasi = 0,27 x 85,5 = 23,09 m3 Campuran yang
sering dipakai 1 PC : 3 Pasir, 1 PC : 4 Pasir, 1 PC : 5 Pasir, 1PC : 6 Pasir, 1
PC : 8 Pasir. Untuk daerah – daerah yang air tanahnya cukup tinggi sebaiknya
gunakan campuran 1 PC : 3 Pasir , untuk menghindari agar air tanah tidak naik
keatas melaluipasangan Fondasi, dan untuk daerah yang biasa sebaiknya gunakan
spesiperbandingan 1 PC : 5 Pasir.
2.
Pekerjaan Fondasi Plat
Jumlah fondasi = 17 bh, ukuran fondasi 0,8 x 0,8 Luas Penampang
1 = (0,2+0,8) / 2 x 0,05 = 0,03 m2 Luas Penampang 2 = (0,2 x 0,8) = 0,16 m2
Jumlah = 0,03 + 0,16 = 0,19 m2 Volume 1 bh fondasi = 0,19 x 0,8 = 0,15 m3
Volume 17 bh Fondasi = 17 x 0,15 = 2,55 m3 Karena Fondasi termasuk struktur
utama gunakan analisa setiap 1 m3 beton membutuhkan 200 kg besi beton
Cara menghitung RAB Volume pekerjaan
I.
Pekerjaan Awal
1.
Teknik Sipil - PengukuranYang
dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan
posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah
dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang,
sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 =
Rp. 200.000.
2.
Bowplank
Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan
cara membuat pagar menggunakan papan2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai
tiang, dibuat dengan jarak 1 meterdari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1) + (7+1+1) =17m.
Harga dan kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.
II.
Pekerjaan Galian dan urugan
1.
Galian
Adalah pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan fondasi, dalam dan
lebarnya fondasi ditentukan oleh type fondasi. Misal lebar bawah fondasi 70 cm,
maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan10 cm menjadi 70 +
20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah baik,
tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm, maka volume
galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi = satuan m3, sedangkan untuk
menentukan berapa jumlah tenaga atau upah dapat dilihat analisa pekerjaan
galian.
2.
Urugan
Adalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan
dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga
atau upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
3.
Mengurug
kembali Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari
volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60m3/3 =
20 m3.
III.
Pekerjaan Fondasi
1.
Lantai
Kerja Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat fondasi
Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan
batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. Cara
perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material
dan upah lihat analisa pekerjaan.
2.
Pasangan
Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal) untuk
bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang fondasi
kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas + lebar bawah
dibagi 2), satuan m3. Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi
0,7 meter, lebar atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka
volumenya adalah 50 x0,7 x ((0,3 + 0,7) / 2) = 17,5 m3.
IV.
Pekerjaan Beton
1.
Sloof
Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas fondasi
untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan
2.
Cara
menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x
lebar x tinggi = satuan m3. Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang
dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel
ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang
total besi beton yang dibutuhkan. Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang
total 25 meter, jumlah begel =(25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang
satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk
begel adalah 0,5 x 168 = 84meter, satu batang besi beton panjang standar adalah
12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan
cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
3.
Sedangkan
untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung, yang ditampilkan adalah volume
beton.
4.
Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian
dikalikan tinggi kolom, sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi
= volume kolom satuan m3.
5.
Ring
balk. Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom.
V.
Pekerjaan Dinding
1.
Pasangan
Bata. Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan
luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali
digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi,
caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata,
pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½
bata 15 cm. Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama
hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas
dari daun jendela, daun pintu, boven, satuan m2.
2.
PlesteranVolume
plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3.
AcianSama
dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di
aci seperti dinding keramik dll.
4.
Sponengan
atau tali air Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran,
bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan
plesteran disebut sponengan, sedangkan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding
maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
VI.
Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1.
Pembuatan
Kusen Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi,
atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen
kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3. Kebutuhan
material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2.
Daun
Pintu. Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble
plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3.
Pasang
Kusen Pintu dan Jendela Volume pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara
panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.
4.
Pasang
Daun Pintu dan Jendela Volume pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan
kunci tanam, hak angin, slot.
VII.
Pekerjaan Rangka Atap.
1.
Pembuatan
Kuda-Kuda Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan
dimensi kayu yang dipakai. Contoh, panjang total bahan yang digunakan untuk
kuda-kuda adalah 25meter kayu yang digunakan 8/12 maka volume adalah 25 x 0.08
x 0.12 =0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2.
Pembuatan
Gording. Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan
antara gording, satuan adalah m3, cara mencari volume sama dengan cara mencari
volume pada perhitungan kuda-kuda.
3.
Pembuatan
Jurai. Sama dengan pembuatan gording,
4.
Pembuatan
Balok Nok. Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item
pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang membedakan
nama item pekerjaan.
5.
Pasang
Kuda-kuda.Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda,
adalah pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan
material tambahan karna kuda-kuda dipasang setelahdibuat. Biaya biasanya
diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan
jurai, gording, balok nok. Satuanvolumenya adalah m3.
6.
Pasang
Papan Suri. Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya diatas
balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg digunakanbiasanya
2/20 dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhandilapangan. Satuan
volumenya adalah m’.
7.
Pasang
Usuk. Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan
adalah kayu ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng tidak memakai
usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2.
kebutuhan matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8.
Pasang
Alumunium poil. Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas
danmencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang
digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan karpetatau seng
plat. letak alumunium poil adalah diantara usuk dan reng. Satuannya adalah m2.
9.
Pasang
Reng. Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau¾, tergantung
jenis genteng yang dipakai, untuk genteng beton biasanya menggunakan ukuran ¾ ,
perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan
m2. (luas reng sama dengan luas dari usuk).
10.
Pasang
Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan
genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2. biasanya sama
dengan luas reng maupun usuk.
11.
Pasang
talang Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC,
talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda,
untuk talang yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan satuan m2,
talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m’,
sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12. List plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan
darikayu, beton, pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering
digunakan adalah terbuat dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang
menggunakan m’,m2,m3. perhitungan volume tidak mengikat.
VIII.
Pekerjaan Penggantung dan Pengunci.
1.
Rangka
Plafond Rangka plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu rangka
kayu 4/6, rangka besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume kalau
menggunakan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung dengan
berat (kg).
2.
Pasang
PlafonPlafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti, bahan
kayu, eternit, asbes plat, playwood, gibsum dll, untuk perhitungan volume
adalah luas dengan satuan m2.
3.
Pasang
Kunci tanam, grendel, hak angin. Perhitungan menggunakan satuan unit, atau
buah.
4.
Pasang
Kaca.Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.5. List plafond
Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir pertemuan
antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agarterlihat rapi.
Satuan volume adalah m’
IX.
Pekerjaan Lantai dan keramik.
1.
Beton
Lantai 1:3:5 Yang dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor, ataup
lesteran lantai, tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5 cmsampai
dengan 10 cm. sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir setebal 10
cm. Untuk perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang ada yang
membuat m2.
2.
Pasang
keramik lantai utama dan wc. Pemasangan keramik lantai volume yang digunakan
adalah luas dg satuanm2.
3.
Pasang
Keramik Dinding. Pemasangan keramik dinding volume yang digunakan adalah luas
dg satuan m2.
X.
Pekerjaan Sanitasi
1.
Pasang
Saluran air bersih pvc ¾”. Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
2.
Pasang
Saluran Air kotor pvc 4” Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
3.
Pasang
Closet, kran Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4.
Pembuatan
Septick tank atau beerput. Septick tank atau beerput adalah suatu tempat untuk
menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput adalah dari
bentuk medan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama. Septick tank
bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi panjang,
sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80 cm s/d 90
cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
5. Saluran Peresapan atau Sumur Peresapan. Saluran peresapan atau
sumur peresapan adalah suatu bangunan yangberfungsi sebagai peresapan air dari
buangan septick tank.
Cara Sederhana Menghitung Luasan Atap Bangunan
Teknik Sipil - Menghitung luasan
atap bangunan merupakan hal atau ilmu yang harus bisa dikuasai oleh seseorang
yang bergelut didunia konstruksi banguan,karena ini merupakan hal penting yang
harus kita tahu dan pelajari. Seperti yang kita ketahui atap merupakan salah
satu unsur penting didalam bangunan yang akan kita rancang. Atap mempunyai
fungsi dan peranan penting dalam melindungi kita dari panas matahari, air
hujan, dan benda-benda lain yang bisa jatuh dari atas dan masuk ke dalam rumah.
Cara Mudah Menghitung
Luasan Atap Bangunan
Contoh Beberapa Bentuk Atap Bangunan
• Atap Pelana
• Atap Perisai/Limas
(seperti atap rumah adat joglo)
• Atap Flat (contoh :
bentuk miring / datar)
• Atap Khusus (contoh :
gedung MPR, rumah batak, toraja)
Beberapa Jenis Bahan Penutup Atap
• Atap Ringan, seperti
: Jerami, Ijuk, Seng, Asbes, Polycarbonat
• Atap Sedang, seperti
: Genteng Tanah, Genteng Keramik, Genteng Beton, Genteng Kayu
• Atap Berat, seperti :
Dak Beton Cor
Nb :
Makin berat bahan
penutup atap, makin besar resiko tertimpa benda berat. Bila atap tersebut roboh
akibat terjadi gempa bumi.
Tips Praktis Menghitung
Luasan Atap Bangunan untuk Atap flat, limas, pelana dan perisai :
Cara menghitung luasan atap Flat datar. Biasanya dipakai untuk
dak beton cor
Rumus :
Kebutuhan luasan atap =
Panjang x Lebar
Misalnya rumah dengan
ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Luasan atapnya adalah :
= (6 + 1.6)m x (10 +
1.6)m
= (7.6m x 11.6m)
= 88.16 m2
Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana. Luasan
atap dihitung dalam satuan m2
Rumus :
Kebutuhan luasan atap =
(Panjang x Lebar) / Cos(z)
dimana : z adalah sudut
kemiringan atap
Misalnya rumah dengan
ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Sedang sudut kemiringan
atap 30 derajat.
Luasan atapnya adalah :
= ((6 + 1.6)m x (10 +
1.6)m) / (Cos 30)
= (7.6m x 11.6m) / (Cos
30)
= 88.16 m2 / 0.866
= 101.7984 m2
Catatan :
Rumus ini masih bisa
dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran perisai dan pelana.
RAB PONDASI RUMAH DI DALAM MANAJEMEN PROYEK
Teknik Sipil - Menghitung RAB pondasi mencakup:
1.Galian tana pondasi.
2.Urungan pasir bagian
bawa pondasi.
3.Pemasangan pondasi.
1.Pekerjaan galian pondasi.
Pekerjaan galian tana
pondasi di lakukan untuk membuat galian yang di gunakan sebagai tempat dudukan
pondasi dengan kedalaman mencapai tana keras.
Untuk rumah sederhana
satu lantai memerlukan kedalaman biasa mencapai 60 Cm sampai dengan satu
meter,tetapi juga tergantung pada jenis tana dan kondisi alamnya.
Dalam perencanaan
biasanya di buat lebi dalam dari pada di lapangan.
Volume galian yang di
butuhakan sebesar luas penampang galian,di kalikan dengan panjang bangunan.
Luas penampang bangunan
biasanya berbeda-beda.Untuk mempermuda perhitungan,di amsumsikan yang
terluas,yaitu di tengah berbentuk terapesium.
La=((0,8+1)/2)m x 0,8 m
Keterangan:
a) 0,8+1 adalah lebar
bawa dan lebar atas galian.
b) 0,8 adalah kedalaman
galian
Panjang total yang akan
di buat pondasi yaitu:
P=45m+34m=79m
Sehingga volume galian
pondasi yaitu:
La x P.
V=0,75m2 x 79m = 56,88
m2
Koofesien tenaga yang
di butuhkan dalam pekerjaan galian tana pondasi dan harga satuannya tercantum
di bawa:
Koofesien Satuan Harga
(Rp)
0,65 pekerja Orang
--------------
0,05 mandor orang
--------------
Biaya yang di butuhkan
untuk pekrjaan galian pondasi adalah besarnya koofesien di kalikan volume
galian pondasi yaitu 56,88 m3 di kalikan harga satuannya.
2.Urungan pasir bawa pondasi.
Setelah galian tana
pondasi selesai,di lanjutka dengan pengurungan pasir drngan ketebalan
5-7Cm.Pengurungan ini berpumgsi untuk memudahkan pekerjaan meretakan perletakan
batu pondasi dan meratakan beban.
Dengan ketebalan 5-7
Cm(0,05 - 0,07 m) maka luasnya adalah:
La=0,05m x 0,8m=0,04m2
Panjang urungan sama
dengan panjang galian yaitu 79m sehingga volume pasir urungan yang di butuhkan
adalah:
V=La x P=0,04m2 x
79m=3,16m3.
Koofesien bahan dan
tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan urungan pasir bawa pondasi dan harga
satuannya tercantum di bawa:
Koofesien Satuan Harga
1,2 pasir m3 ---------
0,3 pekerja orang
---------
0,01 mandor orang
----------
3.Pemasangan batu pondasi.
Pekerjaan setelah
pengurungan pasir bawa pondasi adalah pemasangan batu pondasi berupa pondasi
penerus yang berpungsi sebagai penahan beban untuk diteruskan ke daya dukun
tana dengan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir
sebagai perekat.
Volume pondasi di
hitung dari luas penampang pondasi di kalikan dengan panjang pondasi,luas
penampang pondasi berbentuk trapesium.
V=(Lebar alas + L
atas/2) x T x Panjang pondasi
Koefesien
Satuan
Harga
1,2 Batu m3 ----
1,6 semen zak ----
0,147 pasir m3 ----
MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL KOLOM DAN UPAH PEKERJAAN KOLOM
Teknik
Sipil - Kolom
merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi untuk menyanggah
beban utama yang berada diatasnya dan meneruskan beban-bebannya ke bagian
pondasi. Mencari kebutuhan material kolom hampir sama perhitungannya dengan
kebutuhan material beton lainnya. Ketinggian kolom diukur dari permukaan sloof
sampai pada bawah ringbalk, yaitu 3,5 meter. Penghitungan kolom dapat kita
lihat pada contoh perhitungan di bawah ini
Tinggi kolom = 3,5 meter
Jumlah kolom = 40 buah
Panjang total kolom = 40 buah x 3,5
meter = 140 meter
Volume kolom = 0,15 x 0,15 x 140 =
3,15 m3
A.
Beton Campuran Dengan Mutu K 150
Sudah di bahas sebelumnya untuk mutu
beton ada beberapa macam jenis, yaitu mulai dari mutu beton B0, K100, K 125, K
150, K175, K 225, K 300. Contoh dalam penggunaan mutu beton dalam tulisan ini
diambil K 150 alasannya untuk mendapatkan mutu beton K 150 ini pembuatan dengan
cara manual bisa terpenuhi kualitasnya. Sedangakan untuk mutu beton yang lain
tersebut itu memerlukan suatu pengawasan yang sangat ketat. Maka untuk mutu
beton K 150 kebutuhan materialnya antara lain :
Perhitungan Kebutuhan Material
1. Semen = 3,15 m3 x 299 kg = 941,85
kg ( pc 40 kg = 23,54 zak).
2. Pasir = 3,15 m3 x 799 kg = 2516,85
kg (Bj = 1,6) = 1,6 m3
3. Krikil = 3,15 m3 x 1017 kg =
3023,55 kg (Bj = 1,9)= 1,7 m3
Perhitungan Kebutuhan Tenaga
1. Pekerja = 3,15 m3 x 1,65 = 5,1975
OH
2. Tukang = 3,15 m3 x 0,275 = 0,8 OH
3. Kepala Tukang = 3,15 m3 x 0,03 =
0,094 OH
4. Mandor = 3,15 m3 x 0,083 = 0,261
OH
B.
Perhitungan Pembesian Dengan Menggunakan Besi Polos
Perhitungan Kebutuhan Material
1. Tulangan pokok 4 d 10.
a) Pajang total kolom 140 meter
b) Besi beton yang diperlukan adalah
4 buah x 140 meter = 560 m /12 m = 46,66 batang atau 47 batang x 7,4 kg = 347,8
kg.
2. Tulangan begel/pembagi d 8 – 15
a) Panjang Total 140 meter
b) Jumlah begel yg diperlukan
140/0,15 = 933,3 buah.
c) Panjang 1 buahh besi begel =
{(4x15)}-{(2x2)+(2x2)}+5cm = 57 cm.
Angka 15 cm adalah lebar/panjang, 2
cm selimut beton atas bawah kiri kanan, 5 cm pembengkokan ujung.
d) Total kebutuhan panjang besi untuk
begel = 933,3 buah x 0,57 m = 531,981 = 532 meter/12 = 44,33 batang x 4,74 kg =
210,1 = 210 kg.
e) Total kebutuhan besi beton untuk
membuat kolom sepanjang 140 meter = 347,8 kg + 210 kg = 558 kg Kebutuhan kawat
bindrat 10% dari berat besi beton = 5,58 kg = 6 kg.
Perhitungan Kebutuhan Tenaga
1. Pekerja = 558 kg x 0,007 = 3,906
OH.
2. Tukang = 558 kg x 0,0007 = 0,3906
OH
3. Kep.Tukang = 558 kg x 0,00007 =
0,03906 OH
4. Mandor = 558 kg x 0,0004 = 0,22 OH
C. Perhitungan Bekisting
Perhitungan Kebutuhan Material
Luas bekisting = (140 m x 0,15 m)x 2
= 42 m2
Pada perhitungan luas bekisting hanya
dua sisi, karena dua sisi yang lainnya bekisting tidak dihitung karena ada
pasangan bata, tetapi bila kolom utama untuk bangunan 2 lantai bekisting
dihitung empat sisi.
1. Papan 2/30 x 3 m = 42 x 1,7 lembar
= 71,4 lembar = 71 lembar
2. Paku 2”-5” = 42 x 0,3 kg = 12,6 kg
3. Untuk material papan kebutuhan 71
lembar, tidak harus dipenuhi semua, melihat kondisi di lapangan, karena papan
bekas bekisting sloof masih bisa dipergunakan, tetapi di dalam perhitungan
anggaran kebutuhan papan tetap dimasukan.
Perhitungan Kebutuhan Tenaga
1. Pekerja = 42 m2 x 0,52 OH = 21,84
OH
2. Tukang = 42 m2 x 0,26 OH = 10,96
OH
3. Kep.Tukang = 42 m2 x 0,026 OH =
1,092 OH
4. Mandor = 42 m2 x 0,026 OH = 1,092
OH
TOTAL KEBUTUHAN UNTUK MEMBUAT KOLOM
SEPANJANG 140 METER
1. Material :
a) PC (semen 40 kg/zak) = 23,54 zak
b) Pasir = 1,6 m3
c) Split (krikil) = 1,7 m3
d) Besi beton d 10 mm = 46,66 batang
= 47 batang
e) Besi Beton d 8mm = 44,33 batang =
44 batang
f) Kawat pengikat = 6 kg
g) Papan 2/30 x 3m = 71 lembar
h) Paku = 12,6 kg
2. Upah
a) Pekerja = 30,94 OH
b) Tukang = 12,15 OH
c) Kep.Tukang = 1,22 OH
d) Mandor = 1,573 OH
Maka untuk setiap 1 m kolom dengan
dimensi dan penulangan seperti gambar diatas kebutuhan Material dan upah adalah
1. PC (semen 40 kg/zak) = 0,20 zak .
2. Pasir = 0,02 m3
3. Split (koral/krikil) = 0,02 m3
4. Besi beton d 10 mm = 0,333 batang
5. Besi Beton d 8 mm = 0,317 batang
6. Bindrat = 0,050 kg
7. Papan 2/30x3m = 0,51 lbr
8. Paku = 0,09 kg
Upah
1. Pekerja = 0,23 OH
2. Tukang = 0,09 OH
3. Kep.Tukang = 0,009 OH
4. Mandor = 0,0117 OH
KETENTUAN STANDARD DETAIL STRUKTUR
Teknik
Sipil - Dalam Proyek konstruksi, terutama
gedung. Dibutuhkan banyak acuan dan standar untuk menciptakan suatu konstruksi
yang kokok. Hitungan dari Perencana Struktur belum ada artinya, sebelum Ia
membuat Gambar rekayasa struktur, yaitu gambar- gambar yang disiapkan oleh
Perencana Struktur yang mencakup secara lengkap catatan- catatan dan informasi
penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat agar dapat
diaplilasika di lapangan.
Kewajiban Perencana Struktur adalah
melengkapi persyaratan- persyaratan desain dengan keterangan yang jelas, dan
kewajiban Pembuat Detail adalah melaksanakan persyaratan- persyaratan tersebut.
Spesifikasi atau gambar- gambar dari Perencana Struktur yang kurang jelas atau
kurang lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja kepada Pembuat Detail.
Perencana Struktur tidak boleh menginstruksikan Pembuat Detail agar mencari
sendiri informasi yang diperlukan untuk menyiapkan gambar- gambar pelaksanaan
dari suatu referensi tertentu.
Informasi yang diperlukan oleh
Pembuat Detail harus ditafsirkan sendiri oleh Perencana Sruktur dan diberikan
dalam bentuk detail perencanaan yang spesifik atau catatan yang jelas untuk
dipatuhi Pembuat Detail. Jika ditemukan ketidaklengkapan, keraguan, atau
ketidakcocokan, maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang diminta
oleh Pembuat Detail harus diberikan kepada Perencana Struktur. Dalam proyek
konstruksi terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail perencanaan yang
berupa detail penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga
(joint), dll yang semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur yang
Kita bangun. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan.
1. Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
• Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada ujung bebas kait.
• Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada ujung bebas kait.
• Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
Detail dari
pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel berikut.
2. Kait Pengikat dan Sengkang
Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :
1.
Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135°
ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.
2.
Batang D-16 dan yang lebih kecil,
bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait.
3.
Batang D-19, D-22, dan D-25,
bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait.
Detail dari
penggambaran sengkang dapat dilihat pada Gambar berikut :
3. Diameter Bengkokan Minimum
Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Diameter bengkokan yang diukur pada
bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang dari nilai dalam Tabel 2.2.
Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan sengkang ikat dengan ukuran D-10
hingga D-16.
2.
Diameter dalam dari bengkokan untuk
sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk batang D-16 dan
yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar daripada D-16, diameter
bengkokan harus memenuhi Tabel 3.
3.
Diameter dalam untuk bengkokan jaring
kawat baja las (polos atau ulir) yang digunakan untuk sengkang dan sengkang
ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan
2db untuk kawat lainnya.
4. Batasan Spasi Tulangan
Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut :
1.
Jarak bersih antara tulangan sejajar
dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm.
2.
Bila tulangan sejajar tersebut
diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas harus
diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan
tidak boleh kurang dari 25 mm.
Batasan spasi
penulangan balok dapat dilihat pada Gambar berikut :
Keterangan :
b1 = Jarak bersih antar tulangan
Syarat =
> 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum
> 1,5d
b1 = Jarak bersih antar tulangan
Syarat =
> 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum
> 1,5d
Berikut adalah
contoh aplikasi detail penulangan di lapangan :
Cara menghitung volume material dan durasi pekerjaan pasangan bata
Teknik
Sipil - Pasangan
batu bata biasa digunakan sebagai dinding rumah maupun gedung, baik berfungsi
sebagai penyekat ruangan maupun aksesoris bangunan. sebelum melaksanakan
pekerjaan pasangan batu bata sebaiknya dihitung terlebih dahulu kebutuhan
volume material bata yang diperlukan, sehingga tidak terjadi kelebihan maupun
kekurangan bata pada saat proses pelaksanaan pasangan dinding bata.
Setelah sebelumnya menghitung volume
material pondasi , sekarang kita akan mencoba menghitung volume material
pasangan dinding bata, misalkan sebuah pekerjaan dinding bata sepanjang 20 m
setinggi 3 m, berapa volume pasangan bata, semen, pasir dan jumlah tenaga yang
dibutuhkan.
Langkah pertama adalah menghitung luasan pasangan dinding bata
volume = 20 m x 3 m = 60m2
berikutnya mencari data analisa BOW untuk 1m2 pasangan dinding bata adalah
Pasangan batu bata dengan 1 Pc : 4 Ps per m2 tebal ½ bata
80,0000 Buah Batu bata
0,4000 Sak semen
0,0510 M3 Pasir pasang
0,0480 Mandor
0,0160 Kepala tukang batu
0,1600 Tukang batu
0,4800 Pekerja
selanjutnya berdasarkan analisa diatas dapat dihitng volume material seluas 60 m2
kebutuhan material untuk 60m2 pasangan bata adalah
80,0000 x 60 m2 = 4800 Buah batu bata
0,4000 x 60 m2 = 24 sak semen
0,0510 x 60 m2 = 3.06 m3 pasir pasang
kebutuhan tenaga untuk 60 m2 pasangan bata adalah
0,0480 x 60 m2 = 2.88 hari mandor
0,0160 x 60m2 = 0.96 hari kepala tukang batu
0,1600Â x 60 m2 = 9.6 hari Tukang Batu
0,4800 x 60 m2 = 28.8 hari Pekerja
untuk jumlah tenaga dapat dihitung dengan cara
misalkan kita menginginkan pekerjaan tersebut selesai dalam 5 hari naka jumlah tenaga untuk pasangan batu bata seluas 60 m2 adalah:
2.88 hari: 5 = 0.576 dibulatkan 1 mandor
0.96 hari : 5 = 0.192 dibulatkan 1 kepala tukang batu
9.6 hari: 5 = 1.92 dibulatkan 2 Tukang Batu
28.8 hari : 5 = 5.76 dibulatkan 6 Pekerja
cara menghitung adukan beton metode BOW
Besarnya
volume adukan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bangunan sebaiknya
dihitung telebih dahulu agar dapat memperkirakan rencana anggaran biaya
bangunan yang dibutuhkan serta sebagai pedoman dalam membeli jumlah material
sesuai dengan kebutuhan.
CARA
MENGHITUNG ADUKAN BETON / ADUKAN MORTAR [ metode B.O.W ]
Koef
bahan berdasar B.O.W :
Semen
= 0.76
Pasir = 0.675
Kerikil = 0.52
Pasir = 0.675
Kerikil = 0.52
Artinya
dalam 1 m3 kerikil terdiri dari 0.52 m3 kerikil + 0.48 rongga udara
Bj
Semen = 1250 Kg
1 zak = 50 kg
1 zak = 50 kg
=====>
1 m3 adukan beton 1 : 2 : 3 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
2 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 2 * 0.675 = 1.35 m3
3 m3 kerikir ———————> jadi adukan = 3 * 0.52 = 1.56 m3
==========================================
6 m3 material ———- menghasilkan adukan beton = 3.67 m3
2 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 2 * 0.675 = 1.35 m3
3 m3 kerikir ———————> jadi adukan = 3 * 0.52 = 1.56 m3
==========================================
6 m3 material ———- menghasilkan adukan beton = 3.67 m3
1
m3 adukan beton = 1 : 2 : 3 ===> dibutuhkan bahan…
————————————————————————–
Semen = 1/3.67 * 1 m3 = 0.2725 m3 = 340.5995 kg = 6.812 zak
Pasir = 1/3.67 * 2 m3 = 0.5449 m3
Kerikil = 1/3.67 * 3 m3 = 0.8174 m3
=====> 1 m3 adukan beton 1 : 3 : 5 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
3 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 3 * 0.675 = 2.025 m3
5 m3 kerikir ———————> jadi adukan = 5 * 0.52 = 2.6 m3
========================================
9 m3 material ———- menghasilkan adukan beton = 5.385 m3
————————————————————————–
Semen = 1/3.67 * 1 m3 = 0.2725 m3 = 340.5995 kg = 6.812 zak
Pasir = 1/3.67 * 2 m3 = 0.5449 m3
Kerikil = 1/3.67 * 3 m3 = 0.8174 m3
=====> 1 m3 adukan beton 1 : 3 : 5 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
3 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 3 * 0.675 = 2.025 m3
5 m3 kerikir ———————> jadi adukan = 5 * 0.52 = 2.6 m3
========================================
9 m3 material ———- menghasilkan adukan beton = 5.385 m3
1
m3 adukan beton = 1 : 3 : 5 ===> dibutuhkan bahan…
————————————————————————–
Semen = 1/5.385 * 1 m3 = 0.1857 m3 = 232.1263 kg = 4.6425 zak
Pasir = 1/5.385 * 3 m3 = 0.5571 m3
Kerikil = 1/5.385 * 5 m3 = 0.9285 m3
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 5 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
5 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 5 * 0.675 = 3.375 m3
================================================
6 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 3.375 = 4.135 m3
————————————————————————–
Semen = 1/5.385 * 1 m3 = 0.1857 m3 = 232.1263 kg = 4.6425 zak
Pasir = 1/5.385 * 3 m3 = 0.5571 m3
Kerikil = 1/5.385 * 5 m3 = 0.9285 m3
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 5 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
5 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 5 * 0.675 = 3.375 m3
================================================
6 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 3.375 = 4.135 m3
1
m3 adukan mortar = 1 : 5 ===> dibutuhkan bahan…
———————————————————————–
Semen = 1/4.135 * 1 m3 = 0.2418 m3 = 302.2975 kg = 6.0459 zak
Pasir = 1/4.135 * 5 m3 = 1.2092 m3
———————————————————————–
Semen = 1/4.135 * 1 m3 = 0.2418 m3 = 302.2975 kg = 6.0459 zak
Pasir = 1/4.135 * 5 m3 = 1.2092 m3
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 4 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
4 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 4 * 0.675 = 2.7 m3
================================================
5 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 2.7 = 3.46 m3
1
m3 adukan mortar = 1 : 4 ===> dibutuhkan bahan…
———————————————————————–
Semen = 1/3.46 * 1 m3 = 0.289 m3 *1250 = 361.27167 kg = 7.2254 zak
Pasir = 1/3.46 * 4 m3 = 1.1561 m3
———————————————————————–
Semen = 1/3.46 * 1 m3 = 0.289 m3 *1250 = 361.27167 kg = 7.2254 zak
Pasir = 1/3.46 * 4 m3 = 1.1561 m3
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 3 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
3 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 3 * 0.675 = 2.025 m3
================================================
4 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 2.025 = 2.785 m3
1
m3 adukan mortar = 1 : 3 ===> dibutuhkan bahan…
———————————————————————–
Semen = 1/ 2.785 * 1 m3 = 0.289 m3 *1250 = 448.833 kg = 8.9767 zak
Pasir = 1/2.785 * 3 m3 = 1.0772 m3
———————————————————————–
Semen = 1/ 2.785 * 1 m3 = 0.289 m3 *1250 = 448.833 kg = 8.9767 zak
Pasir = 1/2.785 * 3 m3 = 1.0772 m3
Semoga bermanfaat
buat auditor lebih baik
No comments:
Post a Comment